Lumajang, Laznas Al-Irsyad—Puluhan tahun lalu nama Al-Irsyad Al-Islamiyah sebenarnya sudah tak terdengar asing di telinga warga di Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. Pasalnya, pendakwah Al-Irsyad sudah berada di tengah-tengah masyarakat dengan berbagai cerita suka dan dukanya.

Hanya saja dalam perjalanannya, dakwah yang dilakukan oleh sejumlah dai Al-Irsyad tersebut sempat terputus karena satu dan lain hal. Dan saat bencana alam, seperti meletusnya gunung semeru beberapa kali, telah meruntuhkan sejumlah masjid dan musholla, hingga beberapa generasi penerus dai Al-Irsyad terpanggil untuk membangkitkan kembali syiar Islam dan dakwah.
“Sebenarnya puluhan tahun lalu dai-dai Al-Irsyad sudah eksis di daerah ini, tapi entah bagaimana dalam kurun waktu terakhir syiar Islam yang digencarkan para dai Al-Irsyad itu tidak sekuat dulu,” kata salah seorang amil Al-Irsyad wilayah Jawa Timur Hasan Lutfi.
Demi menyambungkan ikatan kemanusiaan dan dakwah Islamiyah itu, menurut Hasan, Laznas Al-Irsyad tengah menyelesaikan pembangunan sebuah musholla yang berdiri di atas tanah wakah di Dukuh Kamar Kajang, Desa Sumber Wuluh. Kampung yang tak jauh dari sumber bencana di kaki Gunung Semeru ini sempat lumpuh karena terdampak abu vulkanik yang menghancurkan sejumlah rumah-rumah warga, termasuk satu-dua tempat ibadah. “Hingga saat ini pembangunan Musholla Al-Irsyad sudah mencapai sekira 85 persen. Insya Allah akhir Februari 2022 ini sudah bisa dipergunakan untuk kegiatan ibadah dan dakwah,” tutur Hasan. Menurutnya, musholla berukuran 6×10 meter tersebut mampu menampung 30-an jamaah. Dia berharap musholla baru yang dibangun dari tanah wakaf yang berdiri di tengah 50 kepala keluarga ini dapat menghidupkan kembali dakwah dan syiar Islam melalui Al-Irsyad.*